in

Audiensi Prodi Desain Kawasan Binaan dengan IARKI

Teraju News Network, Pontianak – Program Studi D4 Desain Kawasan Binaan Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak Kegiatan melaksanakan audiensi dengan Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI ),22 September 2022. Kegiatan audiensi ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan pertama pada 28 Juli 2022 dalam rangka workshop kurikulum Program Studi Desain Kawasan Binaan (DKB). Program Studi DKB berdiri sejak tahun 2015 tepatnya pada tanggal 18 November 2015 berdasarkan Kepmenristek Dikti No 100/KPT/I/2015 dengan tujuan untuk mewadahi kebutuhan akan tenaga analis dan teknisi di bidang perancangan kota.

Tujuan kegiatan audiensi ini dilakukan untuk mendapatkan profil lulusan dan kompetensi mahasiswa Desain Kawasan Binaan yang lebih terstruktur dan memang dibutuhkan di bidang pekerjaan perancangan kota dan perancangan kawasan. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari MOU yang sudah dilakukan antara Polnep dan IARKI pada tanggal 4 Agustus 2022.

Ketua Jurusan Teknik Arsitektur, Chandra Bayu dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam penyusunan profil lulusan dan kurikulum Prodi DKB ini seharusnya dapat sinkronisasi dengan kajian akademis kurikulum program studi. Kompetensi dasar yang akan ditentukan ini tentu saja memerlukan asosiasi yang menguatkan profil lulusan sehingga bisa terserap di dunia industri, lanjut beliau. Selain itu IARKI yang diwakili oleh Riardy Sulaiman sebagai ketua bidang Keprofesian dan Kompetensi menyambut baik dengan adanya kegiatan ini karena IARKI yang masih relative baru juga memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak terutama perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas profesi perancang kota. Beliau menyampaiakan juga bahwa IARKI sebagai salah satu organisasi asosiasi bagi profesi perancang kota dalam pembentukannya di tahun 2022, namun dalam program jangka panjangnya menjadi prioritas untuk menentukan skema profesi pada level 6 jenjang KKNI sehingga bisa memberikan peluang bagi lulusan Sarjana Terapan untuk memiliki kompetensi keahlian yang diakui secara professional.

Selain itu dari IARKI bidang Pendidikan dan Riset diwakili oleh Ibu Woerjantari Kartidjo Soedarsono atau biasa dipanggil Bu Ririn, memberikan tanggapan bahwa program studi rancang kota di level sarjana atau sarjana terapan perlu di pertimbangkan sebagaimana adanya program sarjana arsitektur yang beririsan dengan magister arsitektur. Tinggal penyesuaian kedalaman kurikulum sehingga membedakan levelnya masing-masing.

Dalam kesempatan ini, Ketua Program Studi Desain Kawasan Binaan (D4) Jockie Zudhy Febrianto juga menyampaikan bahwa perubahan nomenklatur program studi juga perlu segera dilakukan untuk memenuhi kompetensi lulusan yang sesuai SKKNI. Kesesuaian nomenklatur ini diharapkan kedepannya akan mempermudah dalam menentukan dan mendukung skema KKNI dari LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dan profesi perancang kota.

Kegiatan audiensi berlangsung selama 2 jam yang menghasilkan beberapa point penting sebagai tindak lanjut kegiatan ini. Diantaranya bahwa perlu dilakukan preseden kurikulum program studi sejenis dari perguruan tinggi diluar Indonesia dan di Indonesia untuk Program Studi Rancang Kota dan program studi Studi Magister Arsitektur dengan penekanan pada rancang kota. Selain itu ke depannya IARKI akan membuat modul-modul kompetensi profesi perancang kota untuk memenuhi sertifikasi keahlian pada level jenjang 5,6,7 di SKKNI. (R)

Written by teraju.id

105 Tahun Balai Pustaka: Semangat Transformasi Meraih Harapan

ADLIBI IAIN Pontianak Sharing Pengalaman Mengajar Bahasa Indonesia