teraju.id, Pontianak – Ketua Tim Seleksi Badan Pengawas Pemilu Kalimantan Barat (Timsel Bawaslu Kalbar) diserang pemilik akun InstaGram “Politik Khatulistiwa” dengan pernyataan Kongkalikong dengan Timses Anies Baswedan dalam seleksi Bawaslu Kalbar.
Pada tayangan Reels IG Politik Khatulistiwa yang ditangkap pada akhir Desember 2022 memajang dua foto masing-masing Ketua Timsel Dr. Jumadi, S.Sos, M.Si dan Ketua DPD REI Kabar Isnaeni, ST. Pada ‘running text’ ditayangkan pula kalimat, ” Wan Abud Bin Yaman Bin Politik” yang berkonotasi rasial. Dan nama kandidat Capres Anies Baswedan dipojokkan ke arah rasialis tersebut.
“Saya sih santai saja,” ungkap Ketua Timsel Dr. Jumadi, S.Sos, M.Si saat dikonfirmasi, Selasa (3/1/23). Sebab menurutnya, di era media sosial meruyak seperti sekarang ini, sikap dan pandangan setiap orang berbeda itu sah-sah saja. Termasuk analisa yang menghubung-hubungkan relasi tertentu. Terpenting faktanya adalah timsel diberikan kepercayaan untuk melakukan proses seleksi secara transparan dan berkualitas oleh Bawaslu RI.
“Kita bekerja atas amanah yang diberikan oleh Bawaslu RI. Ada mekanisme kerjanya sesuai undang-undang yang berlaku serta pedoman Bawaslu,” tegas dosen pasca sarjana ilmu politik ini seraya menjelaskan sikap santainya dilatari oleh kepentingan pengabdian kepada bangsa dan negara melalui integritas pribadi yang teruji, terbukti, serta tidak pernah membuka celah sekecil apapun terhadap hal-hal bersifat transaksional.
“Saya tidak meminta ditunjuk sebagai Ketua Timsel oleh siapapun. Buktinya sudah belasan tahun diberikan kepercayaan seperti seleksi ini selalu dapat diemban dengan sebaik-baiknya. Jika ada ketidakpuasan, silahkan saja dilaporkan,” ungkap akademisi politik dari Fisip Universitas Tanjungpura ini.
Sebagai tahapan seleksi, dijelaskan Jumadi, bahwa pihaknya telah menjelaskan prosedur secara transparan. Semua komponen nilai adalah ditentukan oleh setiap peserta. Mulai dari CAT (Computerize Automatic Test). Nilainya keluar sesuai hasil asli yang dijawab setiap peserta.
Tahap berikutnya adalah psikotest. “Nilai asli ditentukan oleh pihak Polri. Hasil akhir psikotest berujung pada seseorang direkomendasikan atau tidak.” Lembaga Polri juga bisa dicek transparasinya dalam melakukan penilaian.
Test tertulis memang dinilai oleh Timsel dan test tertulis ini transparan antara pertanyaan dengan jawaban yang benar serta jujur dari pemikiran setiap peserta. Lalu semua nilai ditambahkan, termasuk nilai pemeriksaan kesehatan. Tentulah yang memiliki nilai tertinggi yang lulus, sehingga fungsi Timsel lebih cenderung dan dominan pada seleksi administratif.
“10 peserta yang lolos seleksi tingkat provinsi telah kita umumkan per-tanggal 31 Desember,” tutur Jumadi seraya menyambut santai tudingan yang dialamatkan kepadanya karena senantiasa menjaga integritas selama menjalankan tugas, serta publik dipercaya memiliki penilaian tersendiri, termasuk pihak Bawaslu RI.
Pada periode 5 tahun yang lalu, Timsel Bawaslu Provinsi Kalbar juga dipercayakan Bawaslu RI ke pundak Dr. Jumadi, S.Sos, M.Si. Hasilnya disambut positif masyarakat dengan hasil kinerja Bawaslu yang relatif baik.
Ditanya tentang sikap Timsel apakah akan mengadukan pemilik akun yang menyerang nama baiknya selaku Ketua Timsel Bawaslu Kalbar, Jumadi tertawa. “Ada anggota Tim yang menilai bahwa sebagai pembelajaran hukum, hal ini sebaiknya dilaporkan ke aparat penegak hukum agar dapat diambil tindakan tegas. Agar publik menggunakan akun medsos secara sehat,” tambahnya. (kan)