Teraju News Network, Pontianak – Sejumlah dosen, pegiat literasi, pegiat sejarah, pegiat sosial, mahasiswa, peneliti dan sastrawan di Pontianak berkumpul memperingati hari Museum. Keinginan untuk adanya museum-museum tematik di Pontianak dengan konten lokal menjadi salah satu pengikat pertemuan.
Sengaja pertemuan kali ini diadakan di jalan Tanjungpura. Selain termasuk kawasan tua di Pontianak. Jalan yang dulu bernama Volkstraat ini juga menyimpan serpihan sejarah pers yang kental. Tak seberapa jauh dari warung kopi tempat kami berkumpul, disinyalir merupakan lokasi redaksi dari beberapa surat kabar yang pernah ada. Seperti Surat kabar BORNE0 BARAT di Parit Darat weg. Surat Kabar WARTA BORNEO dengan kantoor redaksi dan administrasi di Passar Tengah. Juga surat kabar OETOESAN BORNEO dengan alamat di Fukustraat 18-19-20 blok 11.
Hari museum yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober memiliki perjalanan yang panjang. Bermula dari perhelatan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) I pada 12-14 Oktober 1962 di DI Yogyakarta. Dihadiri sejumlah tokoh, pendiri, pimpinan dan pemerhati pecinta museum.
Peringatan Hari Museum Nasional awalnya tidak memiliki tanggal khusus. Dalam kegiatan diskusi di Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, April 2015. Dibahaslah tanggal khusus untuk memperingati Hari Museum Nasional. Hal ini kemudian didiskusikan lebih lanjut pada Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI), 26-28 Mei 2015 di Kota Malang.
Setelah berdiskusi, tanggal 12 Oktober ditetapkan sebagai Hari Museum Nasional. Didasari peristiwa Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) I tanggal 12 14 Oktober 1962. Dalam pertemuan tersebut selain menetapkan peringatan hari museum nasional. Juga dihasilkan 10 resolusi Museum. Yang menjadi tonggak sejarah dan peta jalan museum di Indonesia.
Selain bertepatan dengan peringatan hari Museum Nasional. Kegiatan di hari Selasa sore, 12 Oktober 2021 ini juga sebagai ajang bersilaturahim kembali dan menindaklanjuti gagasan untuk merealisasikan Museum Pers Daerah di Kalimantan Barat. Gagasan ini menjadi salah satu tindak lanjut dari peringatan 1 abad surat kabar pertama di Borneo Barat yang dihelat 2 tahun lalu.
“Moment nya pas,” ungkap Ahmad Sofian, penulis buku Pontianak Heritage. “Jika dua tahun lalu kita memperingati seratus tahun surat kabar pertama. Dengan tindak lanjutnya mengagas Museum Pers Daerah. Maka, tahun ini, di moment hari jadi kota Pontianak yang ke-250, kita berupaya memberi kado kepada kota Pontianak dengan merealisasikannya.”
Beberapa hal didiskusikan. Mulai dari menentukan lokasi yang memungkinkan untuk museum. Ketentuan dan persyaratan serta aturan sebuah museum. Tak ketinggalan, isi yang nantinya diupayakan sebagai koleksi. Serta yang tak kalah penting untuk melakukan silaturahim ke media-media yang ada—berdiskusi berkenaan dengan gagasan dan upaya merealisasikan Museum Pers Daerah. (/r)