Oleh: Adinda Aisyah Nyndiyani*
Lahir dan tumbuh di Indonesia yang hanya memiliki dua musim; kemarau dan hujan, membuatku selalu bertanya-tanya bagaimana dengan musim-musim lainnya? Musim yang hanya bisa kulihat di berbagai film, serial TV, ataupun kartun produksi luar negeri tentunya. Aku terus bertanya pada diri sendiri; ‘mungkin gak ya suatu saat nanti ada salju di Indonesia?’ hingga entah bagaimana tiba-tiba muncul pertanyaan di kepalaku; ‘atau apa mungkin suatu hari nanti aku yang mengunjungi negara-negara bersalju itu?’
September yang lalu menjadi jawaban dari pertanyaan-pertanyaanku. Aku menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Amerika Serikat sebagai siswa pertukaran pelajar yang mewakili Indonesia. Selain akan merasakan kehidupan baru disini, aku juga akan segera bertemu dengan musim-musim yang dulunya hanya bisa kulihat tapi tak pernah ku tahu bagaimana rasanya. Aku tak berbohong bahwa pergantian musim adalah hal yang paling kutunggu-tunggu dari Amerika, membayangkan salju saja sudah membuatku seakan-akan bisa merasakan hawa dingin dari suhu di bawah 0 derajat celcius itu.
Dan ternyata, ketika aku dihadapkan langsung dengan momen-momen tersebut, tidak ada yang berbeda rasanya, sama indah dan cantiknya seperti yang kubayangkan, kekagumanku tak sedikitpun berkurang ketika kulihat dedaunan hijau di sepanjang jalanan perlahan namun pasti berubah warna.
Beberapa diantaranya menjadi kuning, oranye, banyak juga yang menjadi merah dan warna indah lainnya. Setiap melewati jalan yang dikelilingi pohon-pohon dengan berbagai macam warna aku tak pernah sekalipun tidak menatap dalam kekaguman. Terlebih daerah tempat tinggalku disini, Westfield, Indiana, masih banyak hutan yang lebat, lahan yang kosong, dan tidak ada bangunan tinggi sama sekali yang membuat aku bisa lebih menikmati pemandangan dengan jarak pandang yang luas. Berkali-kali kukatakan dalam hati bahwa musim gugur itu nyata, dan aku sedang menikmatinya!
Beralih dari musim gugur akan mulai memasuki musim dingin yang tentunya akan segera turun salju! Ada beberapa daerah di Amerika yang tidak turun salju, tapi untungnya daerah tempat ku tinggal selalu ada salju. Bahkan kata teman-temanku disini, Indiana punya jumlah salju yang besar dan suhu yang sangat dingin. Benar saja, malam sebelum turunnya salju aku merasa kakiku seperti akan beku padahal sudah menggunakan kaos kaki. Seluruh barang yang kusentuh rasanya seperti sedang menyentuh es batu! Menurut prediksi host dad-ku, musim dingin atau salju seharusnya masih turun beberapa minggu kedepan, jadinya mereka tidak bersiap untuk menyalakan heater atau penghangat rumah. Ternyata, saat aku bangun tidur di esok harinya dan membuka jendela, atap-atap rumah, jalanan, rerumputan, pepohonan, bahkan mobil-mobil yang parkir di halaman rumah, semuanya telah ditutupi oleh salju. Saat itu masih pukul enam pagi, seluruh keluargaku masih tidur, aku segera mengambil jaket dan bergegas keluar rumah sendiri!
Kita semua pasti tahu film legendaris Home Alone bukan? Film tersebut selalu belatar belakang musim dingin atau salju dan biasanya ditayangkan setiap menjelang akhir tahun. Jika kalian bertanya bagaimana rasanya melihat dan bermain salju untuk pertama kalinya, jawabanku adalah seperti sedang hidup dalam film Home Alone tersebut! Kini pemandangan sekelilingku bukan dedaunan yang berwarna-warni lagi, tapi semua didominasi oleh putihnya salju. Tidak ada yang berbeda, aku masih sama kagumnya setiap kali melihat keindahan disekelilingku!
Sekolah tetap berjalan seperti biasanya, hanya saja perlu menggunakan pakaian berlapis-lapis agar tubuh tetap hangat. Di musim ini, banyak sekali orang yang kukenal jatuh sakit. Aku bersyukur karena selama disini aku belum pernah sakit, walaupun kulitku sedikit kaget dengan perubahan musim yang terjadi, terlebih di musim dingin ini. Kulitku jadi lebih kering dari biasanya, tapi syukur tidak terlalu serius, aku hanya perlu rutin menggunakan pelembab dan problem solved! Oh iya, aku juga bergabung dengan club Ski sekolahku dan akan mulai bermain di bulan Januari nanti! Aku sangat tidak sabar karena akan melakukannya bersama-sama dengan teman-temanku disini.
Sampai disini dulu ceritaku! Nanti akan kusambung lagi dengan cerita dan pengalaman menarik lainnya. Terima kasih sudah membaca ini, See You!(*Siswa Pertularan Pelajar Program KL-YES ke Amerika Serikat dari Bina Antarbudaya Cha[ter Pontianak)
