Teraju News Network, Pontianak – “Tanam saja”. Kalimat tersebut disampaikan Prof DR Ir Gusti Hardiasyah ketika menjabat sebagai dekan fakultas kehutanan. Di mana kawasan KHDTK Mandor mendapat limpahan pekerjaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) dari BPDASHL Kapuas seluas 100 Ha tahun 2019 – 2021.
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus yang selanjutnya disingkat KHDTK adalah kawasan hutan yang secara khusus diperuntukkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan kehutanan, pendidikan dan pelatihan kehutanan serta religi dan budaya.
Kegiatan 100 Ha di KHDTK Mandor telah tuntas. Tapi tanaman tumbuh tetap harus di rawat dan diperhatikan.
Pelaksana CV Esa Mandiri Azemi, S.Hut adalah alumni Fakultas Kehutanan Angkatan 1989. “Alhamdulllah, apa yang kita lakukan di KHDTK Mandor 100 Ha sudah kita laksanakan sesuai tahapan dalam kontrak RHL di BPDASHL Kapuas. Dari pemeriksaan oleh Kementerian LHK hingga diperiksa awal tahun 2020 oleh BPK RI”.”
Azemi menambahkan, “terdapat hal-hal yang mesti diperbaiki. Perbaikan itu telah dilakukan oleh kami sebagai pelaksana hingga kontrak berakhir dan dinilai layak bayar tahun 2021 oleh perusahaan pengawas dan penilaian PT. Harwa Cipta Gemilang.”
Dekan Fahutan Untan Dr Farah Diba, selaku tuan rumah pertemuan tersebut mengatakan bahwa, “tahun 2021 ini saya meneruskan Pak Prof Deden sebagai dekan fakulatas kehutanan Untan. Kalo Pak Prof bilang tanam saja, saya selaku dekan berkeinginan apabila BPDASHL Kapuas bisa melanjutkan program Rehabilitasi di kawasan KHDTK Mandor yang luasnya 19.662 Ha.”
“Dengan Bismillah saya terima hasil pekerjaan RHL 100 Ha. Tapi tanam lagi di lokasi KHDTK Mandor. Bisa dengan program yang sama atau program yang menurut BPDAS HL Kapuas layak untuk di lakukan di lokasi tersebut,” ujar Bu Dekan Fahutan Untan DR. Farah Diba, kepada Kinasih, mewakili BPDASHL Kapuas di ruang tamu dekan Fahutan Untan, Selasa 28/12/2021.
Ibu Kinasih, Mewakili BPDASHL Kapuas menyambut baik apa yang telah di sampaikan oleh Dekan Fahutan Untan. “Akan kami sampaikan ke pimpinan, kami dari BPDASHL Kapuas juga berkeinginan yang sama untuk menanam kembali di lokasi KHDTK. Dikarenakan kawasan tersebut ada nilai ilmiahnya demi kemajuan dunia kehutanan di bidang penelitian, pengembangan dan pelatihan. Apalagi dikaitkan dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini.”