in

Tembakan Bazoka Bersama Bang Maman

Dari Transportasi Publik, Gas hingga Nuklir

Teraju News Network, Pontianak – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI kelahiran Pontianak 10 September 1980 Maman Abdurrahman, ST berkunjung ke komunitas literasi Kampoeng English Poernama dengan media online teraju.id, Sabtu, 16/10/2020. Kedatangannya sekaligus sebagai narasumber spesial menjelang hari jadi Kota Pontianak ke-250–hut penta-gold–hut emas kelima–yang jatuh pada 23 Oktober (1771-2021).

“Saya merasa sayang jika bekerja sebagai wakil rakyat di DPR RI biasa-biasa saja, sementara dikaruniakan usia muda dan salah satu unsur pimpinan di komisi yang membidangi energi sekaligus industri maupun perdagangan. Ibarat memanggul bazoka, sayang jika yang ditembak itu semut,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Maman yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalbar.

Dengan langgam Melayu Pontianak yang kental, alumni Trisaksi jurusan perminyakan ini melanjutkan, “Mestinye, dengan senjate kelas bazoka, tembakannye yang sepale (sepahale, red). Yang sesuai macam gajah.”

Untuk itu menjelang peringatan hari jadi Bumi Khatulistiwa ke-250, alumni SMPN 13 dan SMAN 3 Pontianak ini bicara gamblang sebagai warga di mana dia merasakan kontur wilayah ibukota Provinsi Kalbar ini merupakan delta yang dibelah oleh sungai terpanjang di Indonesia bernama Kapuas. Di luar sisi keindahan sungai sebagai urat nadi ekonomi sejak 250 tahun lalu, namun juga selalu mengirimkan ancaman rutin berupa banjir pasang laut maupun hujan deras. Banjir tersebut menyebabkan kerugian yang besar.

Baca Juga:  Ada Pondok Penghapal Quran Al-Hidayah di Kampung Beting

Selain tantangan banjir yang bisa merendam Kota Pontianak, mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Trisaksi ini juga menyoroti kemacetan akibat tidak adanya transportasi publik yang memadai. “Menurut saya, kemacetan di jantung kota bukan karena kurangnya jembatan Kapuas, tetapi tidak terbangunnya transportasi publik,” imbuhnya seraya menyerukan Pemkot bersama Pemprov mewujudkan strategi besar (grand strategy) yang memetakan Pontianak aman dari banjir sekaligus macet hingga 20 sampai 30 tahun ke depan.

Selaku wakil rakyat Dapil Kalbar 1 dengan konstituen menyebar di Kota Pontianak hingga ke jalur utara maupun Selatan, Bang Maman mengarahkan “tembakan” bazokanya kepada sesuatu yang signifikan—membangun peradaban menjadi lebih maju.

Untuk Kota Pontianak, Bang Maman “menembak” jaringan gas agar warga Kota Pontianak tidak lagi antre dengan tabung, melainkan seperti air pam, tinggal buka keran air mengalir. Begitupula gas, tinggal putar tuas kompor, api pun menyala.

Gas tersebut memang jauh ketersediaannya dari Kota Pontianak karena berada di Kaltim dan Natuna (Kepulauan Riau), sehingga Kota Pontianak belum masuk dari jargas nasional, tetapi dengan terwujudnya pelabuhan internasional Kijing, gas tersebut bisa ditampung melalui storage di sana. “Saya sudah aspirasikan melalui Komisi VII dan Perusahaan Gas Nasional (PGN) sedang melakukan kajian teknisnya.” Maman mohon dukungan dari masyarakat agar “tembakan bazoka” ini berhasil.

Baca Juga:  Semarak Raker MABM

Kedua, Bang Maman mengarahkan tembakannya kepada Kalbar sebagai tuan rumah pembangkit listrik tenaga nuklir. “Hasil kajiannya, lokasi terbaik PLTN adalah di Kalbar karena tidak dilewati cincin api (ring of fire), sehingga tidak rawan letusan gunung berapi maupun tsunami,” ungakpnya seraya menyatakan siap pasang badan untuk debat akademik jika ada parapihak yang tidak setuju dengan PLTN tersebut.

Bang Maman menguraikan soal pembelian listrik Kalbar dari Jiran terus berlangsung. “Ratusan miliar dana kita gelontorkan untuk energi listrik ini. Masygulnya masih banyak pula daerah pedesaan yang belum terjamah pasokan listrik,” tuturnya.

YouTube player

Menurut Maman, pekan depan, dia bersama Komisi VII DPR RI akan melakukan kunjungan kerja ke Rusia. Topik kunkernya adalah energi nuklir tersebut. “Di sana saya akan sampaikan bahwa Indonesia aman untuk berinvestasi termasuk di Kalbar.”

Sepanjang menjadi narasumber di acara dua sisi–SanTer (pesan teraju)–Bang Maman juga menceritakan bahwa gaya kepemimpinannya di Golkar Kalbar adalah berorientasi sistem, bukannya person sehingga menjadi legacy. Dengan demikian siapa saja yang memiliki integritas dan kualitas dalam memajukan partai, akan diberikan tempat, tanpa melihat suku, etnik, maupun agamanya. “Jika kita mau maju, harus begitu,” tegasnya.

Baca Juga:  Karnaval Budaya: Gubernur Sutarmidji Ikuti MABM karena Terbanyak - Terrapi dan Ikut Bersholawat

Dengan postur tubuh besar tinggi, mengenakan kemeja putih, dikawal staf ahli yang cerdas-cerdas Bang Maman semakin gagah. Ia pantas memanggul bazoka dan melesakkannya ke sasaran-sasaran sepahala. *

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

Pengalaman di Jepang: Disambut Gempa 6,1 SR

Forum TBM Kubu Raya Terbentuk, Literasi di Kubu Raya Semakin Menanjak