in

Pengalaman di Jepang: Disambut Gempa 6,1 SR


Oleh: Tiara Clarissa

28 September 2021 adalah hari pertama saya berangkat ke Jakarta untuk melaksanakan karantina di Hotel Ibis Style selama dua hari. Selama dua hari itu, tidak ada orientasi yang dilakukan. Jadi, saya mengisi hari dengan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Dua hari itu saya lewati dengan biasa saja, belum merasakan homesick.

30 September 2021 adalah hari keberangkatan saya ke Jepang. Sebelum berangkat, mama dan abang saya sempat mengunjungi saya di bandara. Mereka menunggu sampai waktunya saya check-in. Awalnya saya merasa sedikit sedih karena ini pertama kalinya saya pergi merantau dan sekalinya pergi malah sejauh 5,036 Km. Tetapi saya meyakini bahwa ini adalah risiko yang harus saya terima untuk mengejar mimpi saya. Pukul 20.00, kami mulai check-in dan berangkat ke Jepang pada pukul 21.55.

01 Oktober 2021, setelah perjalanan selama 7,5 jam, saya akhirnya sampai di Bandara Narita pada pukul 7.30 pagi. Setelah sampai di salah satu bandara tersibuk di dunia itu, kami tidak langsung ke hotel, melainkan masih harus mengurus hal-hal di imigrasi dan melakukan tes PCR. Sedikit melelahkan karena hal tersebut memakan waktu yang panjang.

Baca Juga:  Ibadah Ramadan Kita

Pukul 9.30 kami sampai ke hotel dan dapat beristirahat di kamar masing-masing. Hari-hari berjalan seperti biasa, meskipun pada hari-hari pertama sempat merasakan homesick dan lidah belum dapat menyesuaikan makanan di Jepang, namun hal itu berlalu setelah hari kedua.

7 Oktober 2021 pukul 22:41 adalah waktu terjadinya gempa bumi yang pertama kali dalam hidup saya. Selama 17 tahun saya tinggal di Pontianak, saya belum pernah merasakan gempa bumi. Namun, pada hari ketujuh di Jepang, saya merasakan gempa bumi 6,1 skala richter yang jarang terjadi di Jepang. Hal itu merupakan pengalaman pribadi yang mengejutkan dan agak menakutkan.

Setelah malam itu, hari-hari berjalan seperti biasa lagi. Pukul 7.30 pagi, saya sarapan kemudian dilanjutkan dengan orientasi pada pukul 9. Kemudian, pukul 12.00 adalah waktunya makan siang dan lagi-lagi dilanjutkan dengan orientasi pada pukul 1 hingga 2 siang. Lalu pada pukul 18.00 adalah waktunya makan malam dan selanjutnya adalah waktu bebas. Sesekali saya akan “vidcall” dengan mama saya untuk saling menanyakan kabar.

Baca Juga:  Mempertajam Intelektualitas

13 Oktober 2021, H-3 sebelum keberangkatan saya ke Host Family adalah waktu di mana saya dan teman-teman AKP Indonesia memperkenalkan budaya Indonesia ke teman-teman AKP dari negara lain. Kami menggunakan pakaian daerah dari asal kami masing-masing. Kami juga menarikan beberapa tarian daerah. Saya sebagai representasi Kalbar tentunya menggunakan baju Dayak dan memperkenalkan tarian burung enggang ke teman-teman.

Sekian dulu cerita dari saya. Dua hari lagi saya akan pergi ke “host fam” dan jujur saya sedikit nervous. Tetapi, saya akan mencoba yang terbaik. *

Written by teraju.id

Geliat Ekonomi di Jagoi Babang

Tembakan Bazoka Bersama Bang Maman