in

Ayok Mudik

Penulis : Dewa Ruci

Mudik, pernah dengar? Mudik adalah sebuah tradisi turun temurun yang dilakukan menjelang hari raya idul fitri. Di Indonesia, mudik tidak hanya menjadi sebuah tradisi, namun menjadi suatu kesempatan dan keharusan untuk berkumpul bersama keluarga besar, terutama bagi mereka yang setiap harinya disibukkan dengan rutinitas bekerja yang mengharuskan jauh dari keluarga inti, terutama orang tua. Demi melakukan mudik, tidak jarang kita melihat di telivisi ataupun melihat secara langsung, orang-orang rela berdesak-desakan bahkan menggunakan kendaraan yang melebihi kapasitas, bahkan mengeluarkan uang yang jumlahnya tidak sedikit supaya bisa mudik. Wajah-wajah orang dikasihi dikampung menjadi penyemangat dan penghilang lelah saat diperjalanan.

Namun apa anda tau, apa sebenarnya arti mudik? Dan kapan sebenarnya tradisi ini dimulai?. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kemendikbud, kata mudik memiliki dua arti yakni pulang ke kampung halaman dan berlayar ke udik (hulu sungai, pedalaman). Menurut Wikipediawan sekaligus Direktur Utama Narabahasa, Ivan Lanin, asal-usul kata mudik sudah ada sekitar 1390. Kata mudik ditemukan dalam naskah kuno berbahasa Melayu. Dari penelusuran di Malay Concordance Project, kata ‘mudik’ sudah dipakai pada naskah “Hikayat Raja Pasai” yang bertarikh sekitar 1390,” kata Ivan, dilansir dari media kompas.com yang artinya tidak jauh berbeda yaitu mengandung arti ‘pergi ke hulu sungai’. Namun dalam perkembangannya, kata mudik mengalami perubahan makna. Jika sebelumnya berarti pergi ke hulu sungai, mudik kini bermakna pergi ke kampung.

Baca Juga:  Meraih Keagungan Spiritual Melalui Puasa

Dilansir dari kompas.com , Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno mengatakan bahwa aktivitas mudik diperkirakan sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam. Di masa modern, istilah mudik mulai populer di Tanah Air di tahun 1970-an. Mudik, menurut Silverio, adalah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya dan berkumpul bersama dengan keluarga, terutama saat Lebaran. Mudik dilakukan selain untuk menuntaskan rasa rindu kepada keluarga, namun juga untuk mengharapkan doa dari orang tua ataupun kepada yang lebih doa agar kehidupan menjadi lebih baik lagi.

Saat ini pemerintah sudah tidak memberlakukan lagi larangan mudik. Jadi bagi anda yang masih mampu untuk mudik, masih ingin melepas rindu bersama orang tua dan keluarga yang dikasihi jangan ragu untuk mudik. Ayo mudik.

Written by teraju.id

Sikat Gigi Saat Berpuasa, Apakah Boleh?

Pengalaman Ramadan 2023