Oleh: Kartini*
Alquran merupakan kitab terakhir yang wajib kita imani. Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang sebelumnya ada Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as, Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as dan Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa as.
Dalam buku Prof. Dr. H. Quraish Shihab, MA yang berjudul “Membumikan Alquran” ternyata ada yang salah paham dengan asumsi kata membumikan memiliki makna mengebumikan Alquran. Selayaknya filsafat menurut Prof. Quraish dulupun filsafat itu mengawang-awang terlalu tinggi di langit lalu dibumikan oleh Socrates sehingga menyentuh masyarakat dan dapat dipahami masyarakat. Jadi membumikan Alquran itu yakni tuntutan-tuntunannya membumi dapat dirasakan dan dipahami serta dapat diamalkan oleh penduduk bumi di manapun mereka berada.
Ada pesan unik dalam buku “Membumikan Alquran” ini yang dikatakan Prof Quraish sebagai pesan dari ulama-ulama terdahulu bahwa Bacalah Alquran seolah-olah Alquran itu diturunkan kepadamu. Contohnya dalam Alquran umat zaman Rasulullah Saw diperintahkan untuk salat, maka perintah salat tersebut berlaku tidak pada umat Muhammad sekarang, dan jawabannya pasti berlaku. Ini menunjukkan bahwa Alquran tidak hanya diturunkan pada masa Rasulullah Saw saja tapi berlaku hingga diperuntukkan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Alquran diturunkan oleh Allah swt pada bulan Ramadan di malam lailatul qadar itu sekaligus ke langit dunia, kemudian Allah swt menurunkannya sedikit demi sedikit dalam masa 22 tahun 2 bulan dan 22 hari dilihat dari sejak Nabi Muhammad menerima surah Al’alaq sampai masa sekitar 3 bulan sebelum beliau wafat. Ada satu rumus dalam bahasa Arab kata yang diturunkan dengan akhiran -an menunjukkan kesempurnaan. Kata Alquran bermakna bacaan yang sempurna. Bukti bahwa Alquran adalah bacaan yang sempurna terlihat dari cara membacanya harus didasarkan pada hukum-hukum tajwid, penyebutan makhrajul hurufnya harus benar, dibaca dengan penuh hormat, kemudian dihafal dan seterusnya. Inilah yang menunjukkan kesempurnaan Alquran karena tidak ada satu bacaan pun yang ketentuan membacanya selayaknya Alquran.
Ada tiga garis besar kandungan Alquran : Pertama tujuan kehadirannya yang mengharapkan kita dapat mencapai tujuan itu melalui 1) Aqidah yaitu keyakinan, kepercayaan tentang rukun iman. 2) Syariat yaitu tata cara berhubungan berinteraksi dengan tuhan dengan sesama manusia dengan lingkungan. 3) Akhlak agar manusia berakhlak selayaknya tujuan utama kehadiran Nabi Muhammad Saw adalah menyempurnakan akhlakul karimah.
Kedua, cara mencapai tujuan. Untuk mencapai tiga tujuan di atas Alquran menempuh 4 cara : a) Mengajak manusia memperhatikan alam raya ( seperti melihat gunung dan berpikir bagaimana gunung itu ditancapkan, melihat bintang-bintang, melihat matahari, melihat bulan, tumbuh-tumbuhan dengan memperhatikannya kita dapat mengetahui rahasia-rahasianya yang dapat berefek memberikan kenyamanan pada hidup kita sekaligus untuk mengetahui bahwa itu tidak mungkin tercipta dengan sendirinya bahwa itu ada penciptanya. b) Mengajak manusia memperhatikan dirinya (bagaimana kemampuan mata kita, tangan kita, hati kita, perhatikan hubungan kita dengan sesama dan seterusnya, kemudian yakinlah bahwa kita manusia besar dengan Allah tapi kita manusia kecil tanpa Allah. c) Unsur sejarah supaya kita menarik pelajaran dari apa saja yang terjadi pada masa lampau untuk dapat kita ambil pelajaran dengan tujuan supaya kita bisa berakhlak dengan akhlak yang benar d) memberi janji dan ancaman supaya pengetahuan kesadaran kita bertambah dan kenikmatan hidup dapat kita raih, teknologi kita ciptakan dan kita sadar ada Tuhan yang mengatur semuanya. Ketiga bukti-bukti kebenaran. Isyarat-isyarat ilmiah seperti jenis kelamin anak ditentukan oleh Bapak bukan ibu.
Demikianlah sekelumit tulisan tentang pedoman hidup umat Islam Alquranulkariim. Semoga dengan tulisan ini kita dapat lebih mengenal Alquran dan menjadikan akrab dalam aktivitas kita sehari-hari. (*Ketua Prodi PGMI IAIN Pontianak/Akademi Riset LP2M IAIN Pontianak)