in

Banyak Bahasa..

Oleh: Yusriadi

“Yah, buy itu apa?”

Abang tiba-tiba bertanya sambil menepuk pundak saya. Saat itu kami sedang naik motor melintasi di jalan sibuk di Sungai Raya Dalam, tidak jauh dari simpang Polda Kalbar.

Saya tidak bisa segera menjawab. Saya belum nyambung dengan pertanyaannya. Biasa… dia selalu banyak tanya. Apa-apa yang terlintas dalam pikirannya,, ditanyakan. Apa yang berkelibat di depan matanya selalu bikin dia penasaran. Maka, kadang-kadang pertanyaannya ke sana sini.

“Buy? Apa ya? Tengok tulisan di mana?”

“Itu tadi di sana. Depan orang jualan pakaian,”

O… saya baru nyambung. Buy itu memang sempat terbaca di depan sebuah toko pakaian. Tepatnya tulisan ” Buy 2, Get 1″ atau “Buy 2, Free 1”. Promosi penjual agar pembeli tertarik. Tulisan ini lebih dahulu terbaca di swalayan dan mall. Bonus dari mereka untuk pembeli. Bahasa lainnya, lagi obral atau cuci gudang.

Penggunaan bahasa asing di ruang publik di Pontianak sudah jamak. Di mana-mana ada. Bertebaran seiring level pendidikan dan sosial warga.

Baca Juga:  Rektor Minta Mahasiswa Pahami Lingkungan KKL

“Buy itu bahasa Inggris, bacanya “bay”, Bang. Artinya beli”.

Abang nampaknya paham. Ya, sedini itu dia sudah tahu tentang bahasa lain selain bahasa Ibu. Dia sedikit-sedikit berkenalan dengan bahasa Jawa, bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Cina, bahasa Jepang dan Korea. Ada minat terhadap bahasa-bahasa itu.

Kesempatannya berkenalan dengan pelbagai bahasa itu diperoleh melalui Mbah, Sekolah, TV dan internet–khususnya Google. Termasuk juga melalui iklan-iklan di ruang publik.

Dari sisi linguistik, tentu ini hal yang menarik. Hal ini bisa dikaji dari sisi psikolinguistik hingga sosiolinguistik.

Dari sisi yang lain, bagi kami, sebagai orang tua, hal ini mengembirakan. Orang yang menggunakan atau menguasai banyak bahasa memudahkan seseorang dalam berkomunikasi dan hidup. Kepentingan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris di masa depan adalah keniscayaan. Mudah-mudahan minat belajar bahasa lain selain bahasa ibu terus terjaga. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

Suatu Ketika di Manado

Dajjal dari Tsunami Informasi