in ,

Bukan Megawati, tapi Prabowolah yang Pegang Kunci!

Utak-atik Jelang Pemilu 2024

Hari ini, 23 Juni, peta pilpres 2024 mulai terang. Meski masih temaram. Tiga nama mulai mengemuka. Sinyal mulai jelas.

Dimulai dari pertemuan nostalgia Susilo Bambang Yudhoyono dengan sang lebih cepat lebih baik, Jusuf Kalla. Dilanjutkan hasil Rakernas PDIP yang dibacakan Ganjar Pranowo. Lalu, di hari yang sama, Surya Paloh menerima kunjungan Agus Harimurti.

Saya melihat peta politik sambut 2024 mulai terbuka dan tampaknya pengamat politik nasional belum banyak yang membacanya. Jadi, saya berusaha mengurainya untuk anda. Ini tentu dengan catatan parliamentary threshold tidak dihapus atau diturunkan oleh Mahkamah Konstitusi.

Tentu tidak main-main bila Presiden ke-6 SBY dan JK sudah turun gunung. Sudah menjadi rahasia umum bahwa JK-lah yang mengendorse Anies maju ke DKI 1. Sedangkan SBY tentu sedang mempersiapkan putra mahkotanya meneruskan kepemimpinan nasional.

Pertemuan strategis pertama, dimulai saat SBY mengajak AHY bertemu Surya Paloh. Tentu ini bukan pertemuan personal sahabat lama. Ada gerbong Demokrat dan Nasdem yang saling bertemu. Berharap beriringan, bukan bertabrakan. Ditambah PKS, agaknya perjodohan Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono tinggal menunggu waktu. Keduanya saling melengkapi. Perpaduan sipil-militer. Apakah masih ampuh di 2024?

Baca Juga:  Mubes VI MABM Kalbar, Angkat Tema Pendidikan sebagai Pilar Utama Bangsa

Bacapres kedua, tak lain dan tak bukan adalah Ganjar Pranowo. Meski dipenuhi dengan drama internal di PDI Perjuangan. Perang urat saraf dengan (pendukung) Puan. Per hari ini, tampaknya ketegangan itu telah mereda. Megawati menunjuk Ganjar untuk membacakan hasil Rakernas II PDIP. Hasto sendiri sebelumnya menyatakan akan ada kejutan saat penutupan Rakernas PDIP. Bila Ganjar kejutan yang dimaksud. Tentu pencalonan Ganjar Pranowo kian mulus.

Pun meski sendirian bisa nyalon, saya memprediksi PDIP akan mengajak Koalisi Indonesia Bersatu–Golkar, PPP dan PAN— untuk bergabung. Opsi pendamping Ganjar bertambah. Airlangga Hartarto dan Erick Thohir berpeluang mendampinginya. Tapi jangan lupakan ada nama lain yang kemungkinan terpilih: Ridwan Kamil. Sosok gubernur Jawa Barat ini nyaris tanpa kontroversi dan sangat populer.

Last but not least, siapa lagi kalau bukan Prabowo. Hingga saat ini belum ada yang memecahkan rekor Prabowo menjadi sosok yang paling sering maju dalam perebutan kursi orang nomor satu di Indonesia. Akankah ia bisa menapaki jejak Abraham Lincoln? Berkali-kali mencoba, jatuh bangun di dunia politik, akhirnya menjadi Presiden Amerika. Wait and see

Kalau berkaca perolehan kursi di pilpres 2019, tentu sangat mudah kita menilai bahwa Ganjar adalah “penerus” Jokowi. Nyaris seluruh tim sukses Jokowi mulai merapat ke Ganjar—secara terang-terangan maupun gelap-gelapan. Di sisi lain, suara Prabowo bisa jadi tergerus Anies. Meski belum tentu, karena secara de facto Prabowo kini ada di barisan pemerintah. Maka dari itu, saya berani maju dengan tesa yang lebih tajam, cawapres menjadi kunci. Apakah Prabowo mau menjadi memberikan kemenangan ke Anies dengan memilih Cak Imin atau Khofifah? Atau mau memuluskan langkah Ganjar dengan memilih Ridwan Kamil?

Baca Juga:  Nostalgia Musik Indonesia Melalui Media Sosial

Petanya masih dinamis. Masih setahun lagi menanti janur kuning melengkung. Siapa berjodoh dengan siapa. Ah, anda tentu sudah punya jawaban sendiri.

Biarkan mereka berpikir dan bekerja untuk kesejahteraan dan kejayaan negeri. Menunaikan janji dan memberi bukti. Kita menghakiminya di bilik suara. Itu saja!

Menunggu pilpres ini janganlah dibuat terlalu serius, apalagi gontok-gontokan dengan teman atau pasangan anda. Tetaplah bahagia, tetaplah ngopi di hari pagi. Asiaaang.

Written by Yaser Ace

propertipreneur | digitalpreneur | kulinerian

Program Studi Magister Ilmu Tanah (PS-MIT) Faperta Untan Terima Mahasiswa Baru TA 2022/2023

Makam Juang Mandor – Persiapan Hari Berkabung Daerah