Oleh: Ari Yunaldi*
Dosen Fakultas Ekonomi dan Islam IAIN Pontianak
Doa Jibril yang diaminkan oleh Nabi Muhammd Saw
Sebagaimana riwayat dari Abu Huraurah RA, ia berkata pada waktu Rasulullah Saw pernah naik mimbar, Rasululullah kemudian berkata: “amin, amin, amin”. Dan ditanyakanlah oleh para sahabat kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, kenapa ketika engaku naik mimbar kemudian mengucpakan kata amin, amin, amin.”
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku, dia berkata, “Celakalah barang siapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan Allah tidak ampuni dosanya katakanlah “amin” maka akupun mengucapkan “amin”, kemudian Jibril berkata lagi, “Celakalah seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga, kataklah “amin” maka kukatakan “amin”, kemudian Jibril berkata lagi, “Celakalah seseorang yang jika disebutkan nama engaku namun dia tidak bershalawat kepada mu dan katakanlah “amin” maka kukatakan “amin”. (HR. Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Al-Baihaqi).
Dari makna hadits tersebut bisa kita simpulkan bahwa, Pertama, mengenai bulan Ramdhan bahwasanya masih banyak diantara umat Islam yang menjalakan bulan suci ini tetapi justru masih enggan untuk melaksanakannya dan memohon ampunan serta meminta rahmat kepada Allah Swt. Sedangkan akhirnya Ramdhan akan berlalu, dirinya masih dalam keadaan berdosa dan lalai. Maka malaikat Jibrilpun mendoakan celaka atas mereka.
Kedua, Malaikat Jibril juga menyinggung perihal seorang anak yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya yang masih hidup, sebagaimana dalam QS Lukman ayat 14. Berbakti kepada kedua orang tua tidak terbatas waktu dan tempat selama hayat masih dikandung badan. Hal ini bisa kita lakukan dengan merawat mereka, mencukupi kebutuhan hidupnya, mendoakannya dan menyambung silaturrahmi kepada saudara-saudaranya dan rendahkanlah diri kita terhadap keduanya, dengan penuh kasih sayang.
Ketiga, Bershalawat kita kepada Rasulullah pada hakikatnya bukan untuk dirinya, melainkan untuk umatnya. Rasulullah saw bersabda, “Alangkah kikirnya umatku manakala namaku disebut, tetapi tidak bershalawat kepadaku. Dengan bershalawat, insyaallah, kita akan mendapatkan syafaat di akhirat kelak. “Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku.” (HR Tirmidzi).(* Dosen Fakultas Ekonomi dan Islam IAIN Pontianak )