in

Ibadah Pasca Ramadan

Oleh: Deti Nuriska*

Tak terasa belasan hari puasa dilewati. Ramadan kali ini memiliki makna yang begitu beragam bagi tiap-tiap individu. Tak lama lagi, bulan yang penuh berkah ini akan segera kita tinggalkan.

Beberapa pendapat dari ulama, menyatakan bahwa orang-orang yang menangisi kepergian bulan Ramadan ini karena di bulan ini semua amalan ibadah manusia dilipat gandakan, dosa-dosa diampunkan oleh Allah SWT, pintu-pintu syurga dibuka selebar-lebarnya untuk manusia yang melaksanakan ibadah pada bulan ini, pintu neraka ditutup rapat dan terdapat sebuah malam kemuliaan dimana keutamaannya lebih dari seribu bulan. Bulan yang penuh dengan dorongan menahan diri dari segala nafsu yang dapat menjerumuskan manusia.

Namun, apakah setelah Ramadan berakhir maka manusia juga akan berhenti dalam menjalankan amalan kebaikan tersebut? Apakah hawa nafsu yang selama ini telah dikendalikan selama sebulan penuh, kemudian bulan berikutnya tetap bisa dikendalikan?

Pengalaman diri dalam menahan hawa nafsu selama bulan ramadan seharusnya bukan hanya dilakukan pada bulan Ramadan saja, namun juga pada bulan-bulan berikutnya. Bagaimana cara individu merefleksikan diri mengenai nilai-nilai yang terdapat pada bulan Ramadan ini untuk bisa dilanjutkan. Inilah yang menjadi tantangan bagi setiap orang muslim, mampukah kita untuk tetap menangkap pesan dari makna puasa pada bulan ramadan. Mampukah kita membuat konsistensi dalam diri kita mengenai ibadah setelah bulan ramadan ini berakhir?

Baca Juga:  Rektor Minta Mahasiswa Pahami Lingkungan KKL

Hal inilah yang menjadi sebuah pertanyaan yang mesti kita jawab dari kini hingga ke bulan yang akan datang.(*Mahasiswa Psikologi Islam/Akademi Riset LP2M IAIN Pontianak)

Written by teraju.id

Ngabuburit Literasi – Menjaga Asa Literasi

Nikmat dan Tantangan Puasa