Oleh: Lisa Hajilia*
Ramadan telah tiba, kita sebagai kaum muslimin hendaknya menyambut bulan yang penuh suci dengan hati yang suci pula. Akankah kita menjadi orang beruntung atau sebaliknya?
Bagi orang yang beriman, kedatangan bulan suci Ramadan adalah sebuah kebahagiaan tersendiri. Sejak bulan Rajab, Sya’ban, hingga Ramadan, telah dipersiapkan lahir batinnya untuk bisa menunaikan rangkaian ibadah, mulai dari berpuasa, qiyamullail, tadarus Qur’an, bersedekah dan amal kebaikan lainnya.
Ada beberapa kerugian yang dialami oleh sebagian orang yang tidak mendapatkan manfaat dari bulan Ramadan, sebagaimana yang Nabi Muhammad ﷺ telah isyaratkan dalam sabdanya. Di antaranya seperti dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ,
“Boleh jadi orang yang berpuasa ganjaran dari puasanya hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR. Nasai No. 3249 dalam as-Sunan al-Kubra dan HR. Ibnu Majah No. 1690.)
Lalu siapa saja golongan yang merugi di bulan Ramadan ini? Abdul Aziz As-Sadhan dalam bukunya “Puasa Tapi Keliru”, menjelaskan golongan manusia yang puasanya tidak membuahkan hasil selama di bulan suci Ramadhan. Mereka adalah :
- Yang menganggap biasa bulan Ramadan. Manusia yang menganggap biasa bulan Ramadan, tak ada yang berbeda seperti bulan-bulan lainnya, hingga Ramadan berlalu, tentu sebuah kerugian yang sangat besar. Ia sama sekali tidak menganggap istimewa bulan puasa dan merasakan manfaat bulan suci Ramadan.
- Orang yang menahan perut dari makan dan minum saja. Ia tidak merasa bersalah dan berdosa ketika melakukan kemungkaran, menggunjing, menyebar fitnah, menghina, sebuah perilaku yang biasa dilakukan di luar Ramadan.
Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan amalan dusta, maka Allah tidak butuh dengan makanan dan minuman yang ditinggalkannya (puasa).” (HR. Bukhari). - Tetap melakukan maksiat di bulan Ramadan, padahal selama bulan Ramadan terdapat banyak amal yang jika dikerjakan akan menyebabkan ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semisal amal berupa puasa.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:
“Siapa yang berpuasa dengan motivasi yang benar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah ampuni dosa-dosanya yang lewat.”
Kita masih diberi kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, mari meminta ampun kepada-Nya agar dosa-dosa kita diampuni dan taubat kita diterima. (*Mahasiswa Perbankan Syariah, IAIN Pontianak/Akademi Riset LP2M IAIN Pontianak)