in

Kuliah Perdana setelah Pandemi Covid-19

Oleh: Yusriadi

Rabu 6 Oktober 2021. Inilah hari pertama saya mengajar di depan kelas–secara offline, setelah dua tahun libur panjang. Sejak Pandemi dan pembatasan sosial (social distancing) praktis kuliah dilakukan secara online. Model belajar berjarak ini berlangsung 3 semester.

Sebenarnya sudah sejak lama ada kerinduan pada ruang kelas, spidol, papan tulis, mahasiswa dan interaksi langsung. Ada keinginan untuk memaksimalkan proses belajar, mendorong mahasiswa melahirkan karya, berkarya dan berkarya. Kuliah berjarak selama ini rasanya tak maksimal Dosen mengajar dan mahasiswa belajar secara ala kadar. “Jangan tadak ja,” kata orang Pontianak.

Tetapi, status dan perkembangan virus masih pada level tinggi. Bergelombang lagi. Semua orang khawatir penyebaran virus dan berjaga-jaga dari kemungkinan jangkitannya. Tak ada yang benar-benar berani padanya.

Alhamdulillah, pada akhirnya, angka penularan virus melandai. Zona merah berubah menjadi hijau. Kehidupan kembali terasa normal.

Hatta, kampus pun dibuka. Kuliah offline diizinkan.

Sekalipun demikian saya masih gagap juga untuk memulai. Karena itu sebelum pertemuan, melalui WA, saya pastikan bentuk pertemuan. Betulkah mahasiswa ingin kuliah offline? Jangan-jangan terpaksa.

“Kawan-kawan mau offline, Pak,” PJ Mata Kuliah membalas WA saya.

“Apakah ada dosen yang sudah masuk kelas?”

Beberapa nama dosen disebutkan. Aman, kata saya dalam hati.
Lalu, siang itupun saya masuk kelas. Bertatap muka dan berinteraksi dengan mahasiswa baru. Memberi motivasi, nasehat dan aturan perkuliahan. Panjang lebar, macam kejar tutup point’. Hingga saya sadar telah berbicara terlalu banyak.

Di kelas saya pastikan lagi soal pertemuan ini. Mahasiswa menjawab kompak, setuju offline. Sip-lah…

Semoga kuliah berjalan dengan baik. Tidak ada lagi gelombang Covid-19 dan tidak ada pembatasan tatap muka seperti sebelumnya. Semoga mahasiswa dapat belajar dengan baik, mendapatkan ilmu dan berkah darinya. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

Dosen dan Mahasiswa Teknis Arsitektur Polnep Aplikasikan Cool Roofs di Ponpes Mu’tashim Billah Pontianak

Cerita Pejuang Kerukunan di Pulau Lemukutan