Oleh: Erta Priadi Wirawijaya
Di sebuah situs RS di Malaysia dituliskan biaya konsultasi dengan spesialis biayanya sekitar 100-300 RM, atau sekitar 300 ribu – 1 juta rupiah. Sementara di Indonesia, di Jakarta, dokter spesialis yang melayani asuransi terbesar di Indonesia dapatnya 40-60 ribu/pasien. Kemudian di grup ada yang komentar, segitu sudah bagus, di daerah saya cuma Rp. 5500 per pasien. Nah loh…
Jadi kalau kita mau bicara pelayanan kesehatan di Malaysia vs Indonesia itu jelas tidak bisa disamakan. Harga obat, misalnya, di sana kan bahan baku obat dan obatnya tidak kena bea masuk dan PPN, jadi bisa dijual dengan harga yang lebih murah. Orang yang sakit tidak dikenakan pajak, jadi wajar saja kalau ada yang bilang berobat di sana obatnya lebih murah.
Harga alat kesehatan di sana juga bisa jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia, mesin USG di sana harganya 1 M, di sini bisa 3 M. Harganya bisa jauh lebih murah, akibatnya fasilitas kesehatan mereka bisa dapat alkes. Dokternya bisa pesan pemeriksaan ini itu dengan biaya yang relatif lebih murah. Ini jelas memberikan keuntungan kompetitif yang jauh lebih baik dari layanan kesehatan di Indonesia. Jadi keduanya tidak bisa disamakan…
Secara sistemik di sana itu obat lebih murah, alkes lebih murah, pemeriksaan penunjang bisa dikerjakan lebih murah, dari segi jumlah dokter juga di sana sudah jauh lebih banyak dari Indonesia. Di sana jumlah dokter vs penduduk-nya juga sudah 1,3 per 1000 penduduk, dibandingkan Indonesia hanya 0,5 per 1000 penduduk. Jadi bicara volume pasien saja dokter Indonesia seharusnya menangani pasien 2-3x lebih banyak dari dokter di Malaysia. Apalagi jika di daerahnya kekurangan dokter, bisa jadi volume pasiennya jauh lebih banyak dari itu.
Semua ini tentunya akan berujung pada menurunnya kualitas layanan kesehatan, tapi bukan karena dokternya beda kualitas. Tapi karena kombinasi semua hal tersebut di atas. Jangan disangkal, dimaklumi saja bahwa memang negara ini sudah tertinggal soal kesehatan dari Malaysia.
Jadi kalau kita mau layanan kesehatan di Indonesia meningkat kualitasnya seperti di Malaysia, banyak yang harus dibenahi… bebaskan pajak dan bea masuk untuk obat dan komponen obat serta alat kesehatan, subsidi pembelian alkes oleh dokter, bidan, atau fasilitas kesehatan, cukupkan juga jumlah dokter. Kalau tidak diambil tindakan, ya framing layanan kesehatan di sebelah lebih baik itu akan selalu ada dari tahun ke tahun, dari dulu begitu.
(Penulis, Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah)