in

Pemberdayaan Ekonomi dan Konservasi di Desa Sebubus Paloh

Oleh: Ismail Ruslan dan Nunik Hasriyanti

TULISAN ini merupakan hasil dari perjalanan penelitian berjudul “Studi Pola Arahan Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada Kawasan pesisir Kalimantan Barat”. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sebubus Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.

Menelusuri kawasan pesisir Sambas (Jawai Laut, Sebubus, Sungai Belacan hingga Temajuk) merupakan sensasi sendiri bagi peneliti, penuh tantangan dan memerlukan stamina, karena jarak cukup jauh serta kondisi jalan belum sepenuhnya mulus, perlu kesabaran dan doa untuk tiba di lokasi penelitian. Kami mendatangi Sungai Belacan di Desa Sebubus yang dikenal sebagai pusat konservasi penyu di Paloh Kalimantan Barat.

Data Posko Monitoring Penyu Sungai Belacan menunjukkan bahwa pantai penelusuran penyu Paloh sepanjang lebih kurang (lk) 63 kilometer yang merupakan pantai penelusuran penyu terpanjang di Indonesia. Terbagi menjadi tiga segmen pantai yaitu taman wisata alam Tanjung Belimbing, Pantai Desa Sebubus dan Pantai Desa Temajuk. Terdapat hot spot area sepanjang lk 19,3 kilometer dimulai dari Sungai Mutusan hingga Sungai Ubah. Dari lk 63 kilometer tersebut baru lk 10 kilometer yang mempunyai status lindung yaitu Twa Tanjung Belimbing.

Perairan Paloh merupakan rumah bagi empat dari enam jenis penyu yang ada di Indonesia, yaitu penyu hijau (chelonian mydas), penyu sisik (eretmochelys imbricate), penyu lekang (lepido chelys olivace) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Musim puncak penelusuran terjadi antara bulan Mei hingga Oktober yang didominasi penyu hijau (sumber data WWF-Indonesia).

Untuk menjaga keberlangsungan penyu, maka pada April 2009 WWF- Indonesia merintis program konservasi penyu di Kecamatan Paloh. Dimulai dengan kegiatan monitoring dan pendataan untuk mengetahui populasi beserta ancaman. Tahun 2012 turut menginisiasi kampanye sosialisasi perlindungan penyu bersama BPSPL (Balai Pengelola Sumber Daya Pesisir dan Laut) Kalimantan Barat dalam bentuk Festival Pesisir Paloh (sumber data WWF).
Upaya lain yang dilakukan WWF dengan melakukan berbagai kajian pesisir untuk mendorong percepatan penetapan kawasan lindung (KKPD/KKP3K). Mitigasi menurunkan tangkapan samping (Bycatch) penyu, restorasi hutan pantai di sepanjang pesisir pantai peneluran.

UNTUK menjaga keberlangsungan dan kelestarian penyu di Paloh dengan program konservasi tidaklah mudah sebagaimana hasil yang dilihat saat ini. Awal mulanya program konservasi terjadi resistensi, perbedaan pandangan dan sikap dengan beberapa pihak khususnya pelaku bisnis telur penyuh yang sudah berlangsung lama, bahkan menggantungkan hidupnya dengan bisnis telor penyu.

Seiring berjalannya waktu, aktivis WWF dan BPSDL Kalimantan Barat mampu meyakinkan masyarakat dan pelaku bisnis di sekitar Sungai Belacan tentang pentingnya konservasi penyu untuk generasi mendatang. Alhamdulillah, beberapa pihak berhasil diyakinkan, bahkan yang membanggakan menjadi pegiat/aktivis konservasi penyu.

Yang menarik adalah program konservasi Penyu di Paloh dibarengi dengan upaya penggantian dan peningkatan pendapatan masyarakat serta mendorong peran keterlibatan masyarakat dalam upaya penyelamatan penyu Paloh. Salah satu program adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat tentang ternak dan bisnis madu kelulut.

Pada tahun 2017/2018, masyarakat bersama aparatur desa mendatangkan nara sumber dari Malaysia untuk memberikan latihan selama dua hari bertempat di kantor desa tentang beternak lebah hingga menghasilkan madu kelulut. Hingga saat ini pemberdayaan masyarakat madu kelukut di Sungai Belacan berlangsung baik.

Begitu besarnya perhatian pemerintah, maka pada tahun 2021 ini Balai Pengelola Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSDL) Provinsi Kalbar memberikan bantuan kepada kelompok masyarakat penggerak konservasi Wahana Bahari Paloh, seperti ATV, Tosa, Speaker aktif, genset dan laptop. Kiranya upaya konservasi penyu semakin baik. (*Ismail Ruslan, Dosen IAIN Pontianak, dan Nunik Hasriyanti, Dosen Polnep Pontianak).

Written by teraju.id

Buku untuk Tinggalkan Rekam Jejak Kehidupan

Belajar dari Mereka