Oleh: Dr. Yulia*
Puasa merupakan rukun Islam yeng ketiga yang wajib dijalankan setiap umat Islam. Allah mewajibkan puasa bukanlah tanpa tujuan. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Berdasarkan ayat ini, tujuan Allah mewajibkan puasa adalah untuk bertakwa kepada Allah SWT, tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus dari terbit fajar sampai dengan terbenar matahari. Tujuan kedua dari puasa adalah untuk bersyukur kepada Allah (Surah Al-Baqarah ayat 185). Dengan berpuasa kita akan merasakan nikmat saat berbuka puasa, oleh karenanya kita patut bersyukur atas nikmat yang Allah SWT anugrahkan kepada kita.
Salah satu syarat puasa adalah menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari. Di Indonesia, puasa dilakukan umat Muslim lebih kurang selama 14 jam. Tentu saja selama masa itulah kita menahan lapar dan haus. Ketika kita tidak makan dan minum, badan akan terasa lemas dan malas untuk melakukan aktivitas apapun. Di sinilah letak ujian puasa, sanggupkah kita melawan lemas dan malas saat puasa. Akankah kita hanya mendapat pahala menahan lapar dan haus saja?
Tentu saja tidak hanya sebatas itu. Setiap orang dikuruniai waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari semalam. Namun nilai ekonomi waktu (economic value of time) dari setiap orang berbeda-beda. Ada yang hanya bisa menahan lapar dan haus saja selama 14 jam puasa, ada juga yang mendapatkan pahala lebih dari hanya sekedar menahan lapar dan haus yaitu melakukan aktivitas yang bermanfaat seperti menulis, membaca, meneliti, berdiskusi, bekerja, berbisnis, dan mengerjakan aktivitas lain. Masuk pada golongan manakah kita? Semoga termasuk golongan yang kedua yaitu tidak hanya mendapatkan pahala lapar dan haus. Wallahua’lam.
(*Dosen PBS IAIN Pontianak/Akademi Riset LP2M IAIN Pontianak).