in

Ramadan Membawa Suasana Berbeda


Oleh: Rohiatul Jannah*

Ramadan selalu membawa suasana berbeda. Tentu saja, karena Ramadan adalah bulan suci, bulan yang dihormati dan ditunggu-tunggu umat Islam.

Di masa kecilku, Ramadan identik dengan kegembiraan mengaji menjelang buka puasa dan tarawih bersama teman-teman. Selama 7 tahun sebelumnya saya sering Ramadan di pondok pesantren,serunya berbuka di pondok pesantren ngerasa setiap hari berbuka bersama,asyiknya melihat kesibukan para santri untuk menyiapkan buka puasa.Saling menawarkan makanan yang di miliki satu sama lain.Setelah berbuka langsung bersiap siap melakukan taraweh sampai akhirnya bertadarus bersama.Ketika di pondok selalu berangan-angan pengin buka puasa di rumah makan enak dan makan banyak. Lucu Rasanya kalau diingat kembali.

Sampai akhirnya sekarang sudah dua kali Ramadan bersama keluarga di rumah.Tetapi ketika ada di rumah kadang juga sering ngerasa kangen sama suasana di pondok, memang agak aneh bukan. Kiranya begitulah momen Ramadan sebelumnya.

Tetapi bulan Ramadan saat ini kujadikan waktu untuk lebih fokus beribadah dan berkumpul bersama keluarga sambil terus berkreasi di dapur untuk menyajikan menu berbuka puasa dan sahur untuk keluarga. Kugunakan waktu Ramadan kali ini sebaik dan semanfaat mungkin.
Tetap menjalani rutinitas seperti biasanya seperti menjadi mahasiswa dan bekerja sambil berusaha. Aku juga tidak melupakan untuk berbagi kepada sesama seperti anak yatim-piatu walaupun dengan nominal yang tidak banyak karena melihat senyum dan tawanya mampu membuat kita semangat untuk terus bersedekah.

Baca Juga:  Doa Jibril yang Diaminkan oleh Nabi Muhammd Saw

Sesedikit apapun sedekah yang kita mampu, yang kita kasi itu tetap kiranya tangan di atas masih lebih baik daripada tangan di bawah. Semangat menjalani hari hari di bulan Ramadan ini. Semoga Ramadan kita tahun ini berjalan baik dan tetap semangat menjalani hari hari kita walaupun di masa sulit. (*Mahasiswa Prodi Psikologi Islam, IAIN Pontianak).

Written by teraju.id

Ketenangan Jiwa di Bulan Ramadan

Ngabuburit Literasi 2: Meliterasikan Kota – Menjaga Tradisi Silaturahmi