Oleh: Abdul Aziz*
Suasana pasar sudah mulai ramai terlihat pertanda bulan Ramadan sudah tiba. Semarak bulan suci umat Islam ini terasa bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ramadan bukan hanya ibadah menahan lapar dan haus. Tidak semerta-merta menahan hawa nafsu yang dimiliki. Tetapi juga melihat kembali dalam diri dan bermuhasabah mengenali diri sendiri.
Tidak banyak orang yang bisa mengerti dan memahami dirinya sendiri, mengerjakan sesuatu melebihi kapasitas pikiran sehingga suasana hati juga akan terganggu dengan terus-menerus memanjakan ego. Pada akhirnya timbul sikap patologis yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain.
Terkadang kita lupa untuk menghadirkan Allah Swt dalam setiap aktivitas sehingga kehampaan jiwa banyak dialami oleh diri seorang muslim dalam setiap pekerjaannya. Zikir merupakan salah satu upaya untuk memproteksi diri dari kemelutnya urusan dunia yang dihadapi oleh setiap individu. Zikir mengajarkan seseorang untuk memahami pikiran dan hati yang selama ini kusut dikarenakan tekanan-tekanan psikologis yang disebabkan oleh ambisi dan keegoan diri.
Oleh karenanya, Ramadhn mengajarkan kita melihat kembali siapa diri kita, setiap langkah yang kita kerjakan, setiap ucapan yang dikeluarkan maupun setiap pikiran yang kita tuangkan mempunyai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Mengenali diri lebih dalam merupakan upaya menyehatkan hati dan pikiran sehingga apa yang dilakukan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga orang lain; karena “sebaik-baik manusia adalah yang yang paling bermanfaat bagi manusia” HR. Ahmad.
Selamat menunaikan ibadah bulan suci Ramadhan 1444 H. (*Dosen BKI IAIN Pontianak/ Akademi Riset LP2M IAIN Pontianak)