Oleh: Riki Al Hafnif*
Bulan Ramadan merupakan bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslim karena merupakan bulan yang istimewa dan bulan yang paling agung. Kini bulan yang ditunggu-tunggu itu telah tiba. Banyak orang menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka berharap mendapatkan berkah Ramadan.
Bulan Raman adalah bulan yang penuh dengan keberkahan di dalamnya, apalagi adanya malam lailatul qadar. Semua umat muslim pun bergembira, berbondong-bondong orang memanfaatkan kehadiran bulan yang penuh barkah ini.
Selama beberapa hari berpuasa terasa berbeda dengan hari-hari lainnya dimana juga harus masuk kuliah saperti hari-hari biasanya. Nah jadi semakin banyak rintangn yang dihadapi apalagi masuk kuliah pada jam-jam siang itu sangat butuh pengorbanan dangan menahan panasnya cuaca.
Tetapi, saya bersyukur masih tetap berpuasa dan dapat kuliah. Saya bandingkan dengan orang yang menjadi pekerja yang karena pekerjaan itu mereka tidak mendapatkan kesempatan berpuasa. Pada bulan Ramadan mereka tidak melaksanakan kewajiban sebagai muslim, berpuasa. Seorang pekerja yang seharian berjemur di bawah teriknya matahari yang beranggapan, “Ya gak papa gak puasa ‘kan lagi kerja”. Dia menjadikan pekerjaan dan panas sebagai alasan tidak puasa.
Dan, bagi saya, yang lebih penting Ramadan kali ini yang membuat saya merasa berbeda dan lebih berbeda dari tahun sebelumnya karena selain usia lebih tua saya melewatinya dengan orang yang istimewa. Dia membuat Ramadan saya berbeda, membuat alur cerita yang tak pernah terpikir sebelumnya. Membuat bahagia yang luar biasa, membuat saya tetap semangat menghadapi apa yang ada, yang berat, bahkan yang susah. Dia selalu mengiringi setiap langkah, jalan dan waktu yang saya lalui.
Itulah pengalaman berbeda pada Ramadan kali ini.
Ramadan selalu unik. Ada yang menjadi sukses di Ramadan tahun ini dan ada yang gagal. Ada yang kehilangan orang tersayangnya. Ada yang sudah memulai hidup baru dengan orang baru juga. Ceritanya tidak mungkin sama dalam perputarannya. (*Mahasiswa Psikologi Islam IAIN Pontianak)
