Waktu itu, di restoran fastfood bandara Incheon Seoul, sebelah meja kami diduduki empat pramugari Korea. Selesai makan mereka merapikan mejanya dengan rapi, semua sisa makanan dikumpulkan. Mereka buang di tempat sampah, meja dilap dengan tissue, lalu mereka meninggalkan meja itu dalam kondisi bersih dan siap pakai.
Meja kami masih berantakan. Sudah kebiasaan kalau di Indonesia makan ya selesai, tinggal saja. Ngapain repot ikut merapikan. Melihat kejadian itu membuat kami ikut tergerak, semua sisa dan bungkus makanan, kami kumpulkan, lalu kami buang ke tempat sampah. Meja kami juga kembali bersih bisa dipakai pembeli berikutnya.
Entah mengapa kejadian singkat itu membekas walau sudah 6 tahun berlalu. Sampai hari ini kebiasaan itu selalu saya ulangi. Iseng saya kumpulkan sisa piring dan mangkok, tusuk sate, tissue, sehingga memudahkan pramusaji nanti jika clear up meja.
Hikmahnya Apa?
Orang itu kadang gak mempan dengan nasehat “jagalah kebersihan” atau “kebersihan sebagian dari iman”, namun bisa MAKJLEB ketika melihat contoh di depan mata.
Seperti orang yang suka ngutang, kredit, cicilan, paylater, mainan kartu kredit dan pinjol. Bisa jadi dinasehati nggedabusss berbusa-busa tentang bahaya utang dan riba gak mempan.
Namun dia melihat hidupmu kok tenang, woles, gak kemrungsung, gak stress, tiap hari wajah cerah sumringah… dia melihat lantas bertanya, “apa sih rahasianya?” Jawabmu singkat: “Aku cuma gak punya utang dan cicilan apapun kok..”
JLEB‼️
(Saptuari Sugiharto, owner Tengkleng HOHAH!)