in

SMA/SMK kecil atau Sekolah Satu Atap-One Stop Services


Teraju News Network – Dalam rangkan menyambut HARDIKNAS 2021, dalam Medsos resminya, Gubernur Kalimantan Barat menyatakan bahwa banyak anak putus sekolah karena daya tampung SMP lebih kecil dari daya tampung SD dan daya tampung SMA lebih kecil dari daya tampung SMP. Selain itu, juga disebabkan oleh jarah rumah-sekolah cukup jauh. Karena itu, Gubernur merencanakan akan membangun ‘SMA/SMK Kecil’ di kecamatan-kecamatan yang belum memiliki SMA (dan SMK).

Sebuah sekolah disebut sekolah kecil bisa dipahami berdasarkan jumlah fisilitas yang tersedia, dan juga jumlah pendidik/tenaga kependidikan serta peserta didik (siswa) yang di bawah standar yang berlaku.

Dalam DAPODIK.co.id (09 Mar, 2021) disajikan jumlah rombongan belajar (rombel/kelas) dan jumlah maksimum peserta didik per rombel semua jenjang sekolah. Disebutkan jumlah rombel di jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK berturut-turut 6-24, 3-33, 3-36, dan 3-72. Sedangkan jumlah maksimum peserta didik per rombel, berturut-turut, 28, 32, 36, dan 36.

Mengacu pada daftar ini, maka pengertian sekolah kecil bisa diperkirakan memilki jumlah rombel dan jumlah peserta didik per rombel kurang dari atau sekitar batas minimumnya.

Pertanyaannya adalah apakah sekolah kecil itu efisien? Membahas tentang efisiensi sebuah lembaga sekolah tentu menyangkut banyak aspek. Beberapa di antaranya adalah biaya, waktu dan tenaga. Pengelolaan sekolah yang efisien adalah pengeloloaan yang tidak banyak membuang biaya, waktu dan tenaga untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Untuk mencapai efisiensi yang tinggi, ada baiknya SMA/SMK Kecil, yang akan didirikan, sebaiknya dibarengi dengan SMP, dan SD kecil dilokasi yang sama. Beberapa sekolah yang bergabung dalam satu kompleks ini sering disebut dengan sekolah satu atap.Dengan cara ini akan terjadi ‘sharing’ baik biaya, sarana/prasarana maupun tenaga.

Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, pernah mengusulkan pembangunan ‘Sekolah Satu Atap – One Stop Services’ di setiap kecamatan yang terpencil. Disebut Sekolah satu atap – one stop servises karena dalam satu lokasi terdapat semua jenjang sekolah (SD-SMP-SMA dan SMK), asrama siswa (dengan berbagai sarana aktivitas ekstra kurikuler), serta mess/perumahan guru.

Asrama tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal siswa, tetapi juga menjadi tempat para siswa belajar ketrampilan hidup. Salah satu di antaranya adalah berkebun dan berternak, misalnya. Produk kegiatan ini selain dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan sendiri juga dapat dijual kepada masyarakat sekitar.

Mess dan perumahan guru berada di kompleks sekolah dengan tujuan para pendidik tidak hanya memberi pendidikan formal di kelas tetapi juga melakukan pendidikan nonformal sesuai dengan keahliannya/hobinya, bahkan juga menjadi pendidik informal, yaitu sebagai ‘pengganti’ para orang tua siswa yang jauh tempat tinggalnya.

Karena para pendidik sudah berijasah minimal S1 atau D4, tentu mereka dapat ditugaskan untuk melakukan tugas pendidikan lintas jenjang.

Dengan keberadaan perumahan guru antar jenjang dalam satu kompleks diharapkan mereka, yang pada umumnya ‘didatangkan’ dari tempat yang jauh, akan merasa ‘at home’ (tidak ingin sesegera mungkin ke luar dari daerah itu).

Khusus SMK Kecil, selain berada dalam satu kompleks bersama jenjang sekolah yang lain disarankan agar menjalin kerjasama dengan industri yang terdekat dengan kompleks persekolahannya dalam bentuk ‘dual system’.

Dual system diartikan, dalam satu semester tertentu para pendidik diajak berkerja di industri, dan sebaliknya, para karyawan perusahaan ditugasi menjadi menjadi instruktur di SMK. Dengan cara seperti ini, para pendidik selalu ter-up grade kompetensinya dan industri dapat mengarahkan/mengenalkan keahlian dan kompetensi yang (akan) diperlukan. Selain itu, SMK juga dapat difungsikan sebagai R&D industri.

Inilah gagasan yang pernah dilontarkan Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat untuk mengembangkan pendidikan di daerah 3 T (terluar, Terpencil, Tertinggal). Di tiap kecamatan dibangun ‘sekolah satu atap – one stop servives”. Semoga!

Written by Leo Sutrisno

Geliat Malam 10 Hari Terakhir Ramadhan Masjid Sirajul Islam

100% Dimensi, 0% Macet