in

Syiar Islam dan Puasa


Oleh: Diaz Ataya Larsen Wijaya

Kala itu bulan Sya’ban di tahun ke-2 hijriah, puasa disyariatkan. Namun surah 2 ayat 183 mengabarkan bahwa kewajiban ini telah dilaksanakan manusia sejak zaman Adam, bukanlah hal yang baru. Peradaban itu dibangun dan dibina oleh Sang Arsitek Kasih Sayang, Baginda Muhammad Shallahu alaihi wa salam. Beliau bersabda, “Puasa adalah separuh kesabaran”. Dan 8 tahun sejak itu beliau wafat.

Delapan tahun puasa Nabi juga bukan sekedar menahan haus, lapar dan syahwat. Ada pertempuran Badar hingga pembebasan Mekkah. Panasnya bukan main, dari teriknya hingga pasir-pasirnya. Puasa, bukan putus asa. Semangat dakwah dan syiar Islam ketika berpuasa menjadi sinyal untuk terus berjuang dan bukan bermalas-malasan. Harus meningkatkan potensi kebaikan, harus meningkatkan produktivitas amal.

Teruslah berikhtiar dalam jalan kebaikan, karena buah kesabaran hanya dipetik bagi mereka yang bertahan diatas medan cobaan. Kendali alam memang barada dalam kuasa Tuhan, karenanya barengi usaha bersama tawakkal. (*Mahasiswa Prodi Ilmu Alquran Tafsir IAIN Pontianak/Akademi Riset LP2M IAIN Pontianak)

Written by teraju.id

Apakah Bahasa Indonesia-Melayu, Bahasa Internasional?

First Ramadan in America